Penyebab Penyakit Anjing Gila atau Rabies

Kalian pasti sudah tidak asing lagi dengan penyakit yang bernama anjing gila/rabies. Pasti kalian berpikir kalau penyakit anjing gila/rabies itu karena digigit oleh anjing yang sedang gila atau yang sedang sakit tetapi sebenarnya penyakit anjing gila/rabies bukan hanya ditularkan oleh seekor anjing tetapi oleh binatang lain juga bisa seperti rakun, sigung dan masih banyak lagi. Dalam kesempatan kali ini saya akan menjelaskan tentang Penyebab Penyakit Anjing Gila atau Rabies.
Penyebab Penyakit
Penyebab anjing gila/rabies disebabkan oleh virus rabies yang masuk ke keluarga Rhabdoviridae dan genus Lysavirus. Ciri utama virus keluarga Rhabdoviridae adalah hanya memiliki satu utas negatif RNA yang tidak bersegmen. Virus ini hidup pada beberapa jenis hewan yang berperan sebagai perantara penularan. Spesies perantara bervariasi pada berbagai letak geografis. Hewan-hewan yang diketahui dapat menjadi perantara rabies antara lain, Rakun (Procyon lotor) dan sigung (Memphitis memphitis) di Amerika Utara, Rubah Merah (Vulpes vulpes) di Eropa, dan anjing di Afrika, Asia dan Amerika Latin. Afrika, Asia, dan Amerika LAtin memiliki tingkat rabies yang masih tinggi, Hewan perantara menginfeksi inang yang bisa berupa hewan lain atau manusia melalui gigitan, Infeksi juga dapat terjadi melalui jilatan hewan perantara pada kulit yang terluka. Setelah infeksi, virus akan masuk melalui saraf-saraf menuju ke sumsum tulang belakang dan otak dan bereplikasi di sana. Selanjtnya virus akan berpindah lagi melalui saraf ke jaringan non saraf, misalnya kelenjar liur dan masuk ke dalam air liur. 

Hewan yang terinfeksi bisa mengalami rabies buas/ganas ataupun rabies jinak/tenang. Pada rabies buas/ganas, hewan yang terinfeksi tampak galak, agresif, menggigit dan menelan segala macam baranng, air liur terus menetes, meraung-raung gelisah kemudian menjadi lumpuh dan mati. Pada rabies jinak/tenang , hewan yang terinfeksi mengalami kelumpuhan lokal atau kelumpuhan total, suka bersembunyi di tempat gelap, mengalami kejang dan sulit bernafas, serta menunjukkan kegalakkan.
Meskipun jarang terjadi, rabies juga dapat menular melalui penghirupan udara yang tercemar virus rabies. Dua pekerja laboratorium telah mengkonfirmasi hal ini setelah mereka terekspos udara yang mengandung virus rabies. Pada tahun 1950, dilaporkan dua kasus rabies terjadi pada penjajah gua di Frio Cave, Texas yang menghirup udara di mana ada jutaan kelelawar hidup di tempat tersebut. Mereka diduga tertular lewat udara karena tidak ditemukan sama sekali adanya tanda-tanda bekas gigitan keleawar.
Gejala Penyakit
Gejala rabies biasanya mulai timbul dalam waktu 30-50 hari setelah terinfeksi. Masa inkubasi virus hingga munculnya penyakit adalah 0-14 hari pada anjing tetapi bisa mencapai 9 bulan pada manusia. Bila disebabkan oleh gigitan anjing, luka yang memiliki resiko tinggi meliputi infeksi pada mukosa, luka di atas daerah bahu (kepala, muka, leher) luka pada jari tangan atau kaki, luka pada kelamin, luka yang lebar atau dalam, dan luka yang banyak. Seedangkan luka dengan risiko rendah meliputi jilatan pada kulit yang luka, garukan atau lecet, serta luka kecil di sekitar tangan, badan dan kaki.

Gejala sakit yang akan dialami seseorang yang terinfeksi rabies meliputi 4 stadium:
Stadium Prodromal
Dalam stadium prodromal sakit yang timbul pada penderita tidak khas, menyerupai infeksi virus pada umumnya yang meliputi demam, sulit makan yang menuju taraf anoreksia, pusing dan pening (nausea), dan lain sebagainya.

Stadium Sensoris
Dalam stadium sensoris penderita umumnya akan mengalami rasa nyeri pada daerah luka gigitan, panas, gugup, kebingungan, keluar banyak air liur (hipersaliva), dilatasi pupil, hiperhidrosis, hiperlakrimasi.

Stadium Eksitasi
Pada stadium eksitasi penderita menjadi gelisah, mudah kaget, kejang-kejang setiap ada rangsangan dari luar sehingga ketakutan pada udara (aerofobia), ketakutan pada cahaya (fotofobia), dan ketakutan air (hidrofobia). Kejang-kejang terjadi akibat adanya gangguan daerah otak yang mengatur proses menelan dan pernapasan. Hidrofobia yang terjadi pada penderita rabies terutama karena adanya rasa sait yang luar biasa dikala berusaha menelan air.
Stadium Paralitik
Pada stadium paralitik setelah ketiga stadium sebelumnya, penederita memasuki stadium paralitik ini menunjukkan tanda kelumpuhan dari bagian atas tubuh ke bawah yang progresif.
Sedangkan pada hewan yang terinfeksi, gejala tampak adalah dari jinak menjadi ganas, hewan-hewan peliharaan menjadi liar dan lupa jalan pulang, serta ekor dilengkungkan di bawah perut.

Baca Juga:

Cara Mencegah Penyakit
Pencegahan rabies pada manusia harus dilakukan sesegera mungkin setelah terjadi gigitan oleh hewan yang berpotensi rabies, karena bila tidak ditangani dengan cepat dapat menjadi penyakit mematikan (letal). Langkath-langkah untuk mencegah rabies bisa diambil sebelum terjangkit virus atau segera setelah terkena gigitan. Sebagai contoh, vaksinasi bisa diberikan kepada orang-orang yang berisko tinggi terhada terjangkitnya virus, yaitu:
  1. Dokter hewan.
  2. Petugas laboratorium yang menangani hewan-hewan yang teriinfeksi.
  3. orang-orang yang menetap atau tinggal lebih dari 30 hari di daerahyang rabies pada anjing banyak ditemukan.
  4. para penjelajah gua kelelawar.
Vaksinasi idealnya dapat memberikan perlindungan seumur hidup. Tetapi seiring berjalannya waktu kadar antibodi akan menurun, sehuingga orang yang berisiko tinggi terhadap rabies harus mendapatkan dosis booster vaksinasi setiap 3 tahun.Pentingnya vaksinasi rabies terhadap hewan
peliharaan seperti anjing juga merupakan salah satu cara pencegahan yang harus diperhatikan.

0 Response to "Penyebab Penyakit Anjing Gila atau Rabies"

Posting Komentar